Selasa, 26 Februari 2013
Kamis, 21 Februari 2013
PANDAI MEMILIH TEMAN YANG MEMBAWA KITA KE SURGA
Pertemanan
(friendship) merupakan sebuah makna signifikan yang mesti ditarsirkan
ulang. Makna dari “teman baik” berbeda dari satu orang ke yang lainnya.
Sebagian orang meyakini bahwa teman baik adalah seseorang yang dapat dipercaya
dan menjadi tempat untuk menceritakan semua rahasia. Sementara yang lain
mendefinisikannya sebagai seseorang yang setia menemani baik ketika sedih
maupun bahagia.
Kendati
opini tentang definisi teman bervariasi, namun semuanya relatif benar. Dan jika
kita meletakkan berbagai pandangan itu bersama-sama, maka semuanya bisa
membentuk sebuah definisi sebenarnya tentang teman yang baik. Namun sejatinya
masih terdapat sebuah makna signifikan dan peran dari sahabat baik yang sangat
penting dalam perspektif Islam. Yaitu seseorang yang membantu kita untuk lebih
dekat kepada Allah, membuat kita menjadi lebih patuh dan taat kepada perintah
dan ajaran-Nya, serta memberi keuntungan positif untuk umat.
Kriteria
Teman Baik Menurut Islam
Jika
demikian, apa sih sebenarnya kriteria teman yang baik dalam Islam? Pikirkan
sejenak tentang teman-teman kalian, dan biarkan saya bertanya, “Bagaimana
kalian memilih teman? Apa peran teman-teman dalam kehidupan kalian? Apakah
teman hanya semata-mata untuk pergi bareng dan bersenang-senang?” Jika kalian
mengamini semua pertanyaan di atas, maka ada baiknya berpikir ulang dan mencoba
untuk memahami makna serta peranan teman yang shaleh. Teman bukan sekadar
seseorang yang bisa diajak untuk menikmati waktu bersama. Peranan teman
ternyata lebih dalam dari sekedar berbagai sudut pandang yang dangkal.
Seorang
teman bisa membantu kalian melakoni amalan-amalan hebat yang memicu pahala dan
surga. Di sisi lain, teman juga bisa menghalangi dirimu dari perjalanan menuju
surga. Pengaruh teman terhadap diri kalian sungguh luar biasa, bahkan melebihi
anggota keluarga. Inilah mengapa begitu penting untuk berhati-hati memilih
teman.
…Teman bukan sekadar seseorang yang
bisa diajak untuk menikmati waktu bersama. Seorang teman bisa membantu kalian
melakoni amalan-amalan hebat yang memicu pahala dan surga…
Hal-hal
penting yang harus kalian pikirkan ketika memilih teman adalah kedekatan mereka
kepada Allah. Kalian bisa tahu kedekatan tersebut bukan hanya dari penampilan
mereka. Tapi juga melalui tingkah laku, tabiat, akidah, dan tindak-tanduk
mereka.
Teman
yang sepanjang waktunya memikirkan bagaimana caranya menggapai pahala, bisa
dekat dan menggapai keridhaan Allah melalui tindakannya adalah teman yang bisa
kalian percaya. Jalinlah persahabatan dengannya.
Jika
kalian tidak shalat, tidak pernah berpuasa, gemar bergosip, atau kalian tidak
memiliki peran aktif dalam masyarakat, maka sudah seharusnya kalian memiliki
teman-teman yang mampu memperbaiki perilaku dan sikap kalian menjadi lebih
baik. Alangkah buruknya jika kita memiliki teman yang justru memperburuk moral,
sikap, dan bahkan akidah kita.
Karena
teman-teman berperangai buruk bisa mendorong kalian untuk melakukan
tindakan-tindakan yang buruk juga. Berbohong, merokok, kecanduan narkoba, dan
bahkan berzina adalah hal-hal yang merupakan hasil buruk dari teman-teman yang
berperangai buruk. Seorang teman mengatakan, “Teman-teman memiliki dampak nyata
terhadap diri seseorang, dan bahkan mereka bisa mempengaruhi keseluruhan hidup
seseorang.”
Sementara
itu, teman-teman yang shaleh bisa memberikan pengaruh positif bagi kehidupan
kalian; membuat hidup menjadi lebih baik dunia dan akhirat. Sebagai contoh,
teman yang memiliki aktivitas dalam derma bisa mendorong kalian untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatannya. Hal demikian lebih baik daripada kalian
menghabiskan waktu melakukan hal-hal tidak bermanfaat atau sesuatu yang haram
bersama teman-teman berkelakuan keji. Teman-teman yang baik bisa menemani
kalian untuk mengunjungi panti asuhan, menghadiri halaqah pembelajaran
Al-Qur’an, atau menghabiskan waktu untuk hal-hal bermanfaat lainnya. Bahkan,
selain bermanfaat, semua itu juga bernilai pahala di sisi Allah.
…Sementara itu, teman-teman yang
shaleh bisa memberikan pengaruh positif bagi kehidupan kalian; membuat hidup
menjadi lebih baik dunia dan akhirat…
Bahkan
dalam kondisi penuh keceriaan dan kegembiraan pun, segala sesuatunya bisa
berbeda jika kita lakukan bersama teman yang baik. Dia senantiasa mengingatkan
kalian untuk selalu memperbarui niat karena Allah di mana pun dan kapan pun.
Selain itu, teman yang baik senantiasa mendorong kalian untuk menjaga harga
diri atau menjaga ibadah-ibadah yang dianjurkan, sehingga keindahan Islam
selalu terukir di hati kalian.
Hal
ini terjadi dengan Iman Asy-Syarif, seorang muslimah berkewarganegaraan Mesir
berusia 25 tahun. Iman melakukan perjalanan ke Denmark tak lama setelah kasus
kartun Nabi Muhammad merebak, untuk mengubah citra buruk Islam di sana. Apa
yang mendorong Iman untuk melakukan sesuatu demi memperbaiki citra muslim?
Iman
menerangkan, “Salah seorang teman saya mendorong saya untuk melakukan sesuatu
demi umat. Sejak itu mulailah saya membaca banyak bacaan tentang Islam. Lalu
saya ambil bagian untuk mengenalkan Islam kepada orang-orang non-muslim. Sejujurnya,
saya tidak bisa mengenyampingkan peran teman yang telah membantu saya untuk
melakukan hal-hal positif.”
Jelas,
dengan teman-teman yang baik dan shaleh, kalian bisa melakukan hal-hal positif
yang menguntungkan Islam dan kaum muslim. Kalian pun menjalani kehidupan yang
bebas dari egoisme, kesedihan, kebencian, dan kegelisahan yang terjadi jika
berteman dengan teman-teman yang buruk.
Kalian
mungkin tidak merasakan dampak langsung dari teman-teman terhadap diri kalian.
Tapi jika kalian mau berpikir secara lebih dalam, kalian akan mendapatkan bahwa
teman memiliki pengaruh yang dahsyat, kendati kalian mengklaim bahwa kalian
memiliki karakter dan kepribadian kuat. Inilah mengapa kalian mesti memilih
teman secara bijak, karena teman bisa mengubah hidup kalian secara keseluruhan,
baik positif maupun negatif.
Karena
alasan demikian, Nabi Muhammad pernah bersabda, “Seseorang itu tergantung
agama temannya. Maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa
temannya." (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)
Dari
Anas, dia menuturkan, Rasulullah SAW bersabda, ”Dan perumpamaan teman duduk
yang baik itu bagaikan penjual minyak wangi kasturi, jika minyak kasturi itu
tidak mengenaimu, maka kamu akan mencium bau wanginya. Dan perumpamaan teman
duduk yang jelek adalah seperti tukang pandai besi, jika kamu tidak kena
arangnya (percikannya), maka kamu akan terkena asapnya.” (HR. Abu Dawud).
…Carilah sedikitnya seorang teman
baik dan shaleh yang bisa menjadi batu loncatan bagi kalian menuju surga…
Menjadi
sangat penting bagi kita untuk memahami hadits di atas yang mengindikasikan
dampak teman terhadap kehidupan seseorang, dan pentingnya memilih teman-teman
yang baik. Maka pikirkanlah baik-baik. Dan bahkan jika semua teman kalian
adalah teman yang berkelakukan buruk, maka Allah akan mengampuni, jika kalian
mau bertobat. Carilah sedikitnya seorang teman baik dan shaleh yang bisa
menjadi batu loncatan bagi kalian menuju surga.
AYAT SUCI DALAM KROMOSOM MANUSIA
Seorang ilmuwan yang penemuannya sehebat Gallileo, Newton
dan Einstein yang berhasil membuktikan tentang keterkaitan antara Alquran dan
rancang struktur tubuh manusia adalah Dr. Ahmad Khan. Dia adalah lulusan Summa
Cumlaude dari Duke University . Walaupun ia ilmuwan muda yang tengah menanjak,
terlihat cintanya hanya untuk Allah dan untuk penelitian genetiknya.
Ruang kerjanya yang dihiasi kaligrafi, kertas-kertas
penghargaan, tumpukan buku-buku kumal dan kitab suci yang sering dibukanya, menunjukkan
bahwa ia merupakan kombinasi dari ilmuwan dan pecinta kitab suci.
Salah satu penemuannya yang menggemparkan dunia ilmu
pengetahuan adalah ditemukannya informasi lain selain konstruksi Polipeptida
yang dibangun dari kodon DNA. Ayat pertama yang mendorong penelitiannya adalah
Surat “Fussilat” ayat 53 yang juga dikuatkan dengan hasil-hasil penemuan
Profesor Keith Moore ahli embriologi dari Kanada.
Penemuanny tersebut diilhami ketika Khatib pada waktu salat
Jumat membacakan salah satu ayat yang ada kaitannya dengan ilmu biologi. Bunyi
ayat tersebut adalah sebagai berikut: “…Sanuriihim ayatinaa filafaaqi wa fi
anfusihim hatta yatabayyana lahum annahu ul-haqq…”
Yang artinya; “Kemudian akan Kami tunjukkan tanda-tanda
kekuasaan kami pada alam dan dalam diri mereka, sampai jelas bagi mereka bahwa
ini adalah kebenaran”.
Hipotesis awal yang diajukan Dr. Ahmad Khan adalah kata
“ayatinaa” yang memiliki makna “Ayat Allah”, dijelaskan oleh Allah bahwa
tanda-tanda kekuasaanNya ada juga dalam diri manusia. Menurut Ahmad Khan
ayat-ayat Allah ada juga dalam DNA (Deoxy Nucleotida Acid) manusia. Selanjutnya
ia beranggapan bahwa ada kemungkinan ayat Alquran merupakan bagian dari gen
manusia. Dalam dunia biologi dan genetika dikenal banyaknya DNA yang hadir
tanpa memproduksi protein sama sekali. Area tanpa produksi ini disebut Junk DNA
atau DNA sampah. Kenyataannya DNA tersebut menurut Ahmad Khan jauh sekali dari
makna sampah. Menurut hasil hasil risetnya, Junk DNA tersebut merupakan untaian
firman-firman Allah sebagai pencipta serta sebagai tanda kebesaran Allah bagi
kaum yang berpikir. Sebagaimana disindir oleh Allah; Afala tafakaruun (apakah
kalian tidak mau bertafakur atau menggunakan akal pikiran?).
Setelah bekerjasama dengan adiknya yang bernama Imran,
seorang yang ahli dalam analisis sistem, laboratorium genetiknya mendapatkan
proyek dari pemerintah. Proyek tersebut awalnya ditujukan untuk meneliti gen
kecerdasan pada manusia. Dengan kerja kerasnya Ahmad Khan berupaya untuk
menemukan huruf Arab yang mungkin dibentuk dari rantai Kodon pada cromosome
manusia. Sampai kombinasi tersebut menghasilkan ayat-ayat Alquran. Akhirnya
pada tanggal 2 Januari tahun 1999 pukul 2 pagi, ia menemukan ayat yang pertama
“Bismillahir Rahman ir Rahiim. Iqra bismirrabbika ladzi Khalq”; “bacalah dengan
nama Tuhanmu yang menciptakan” . Ayat tersebut adalah awal dari surat Al-A’laq
yang merupakan surat pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad di Gua
Hira. Anehnya setelah penemuan ayat pertama tersebut ayat lain muncul satu
persatu secara cepat. Sampai sekarang ia telah berhasil menemukan 1/10 ayat
Alquran.
Dalam wawancara yang dikutip “Ummi” edisi 6/X/99, Ahmad Khan
menyatakan: “Saya yakin penemuan ini luar biasa, dan saya mempertaruhkan karier
saya untuk ini. Saya membicarakan penemuan saya dengan dua rekan saya; Clive
dan Martin seorang ahli genetika yang selama ini sinis terhadap Islam. Saya
menyurati dua ilmuwan lain yang selama ini selalu alergi terhadap Islam yaitu
Dan Larhammar dari Uppsala University Swedia dan Aris Dreisman dari Universitas
Berlin.
Ahmad Khan kemudian menghimpun penemuan-penemuanny a dalam
beberapa lembar kertas yang banyak memuat kode-kode genetika rantai kodon pada
cromosome manusia yaitu; T, C, G, dan A masing-masing kode Nucleotida akan
menghasilkan huruf Arab yang apabila dirangkai akan menjadi firman Allah yang
sangat mengagumkan.
Di akhir wawancaranya Dr. Ahmad Khan berpesan “Semoga
penerbitan buku saya “Alquran dan Genetik”, semakin menyadarkan umat Islam,
bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan
agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga non muslim menyadari
bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga
dengan ilmu-ilmu keperawatan. Penulis berharap akan datang suatu generasi yang
mendalami prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal
ini dapat dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang
beragama Islam baik di institusi pendidikan atau pada level pemerintah.
Memfasilitasi serta memberi dukungan secara moral dan finansial
Subhanallah, Allahu Akbar !!
Langganan:
Postingan (Atom)