Selasa, 21 Februari 2012

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL

Kemampuan yang Diuji
Indikator
Mengartikan QS Al-Hujurat ayat 13
Disajikan surat Al Hujurat ayat 13 dan artinya, peserta didik  dapat menunjukan perilaku  terpuji  dalam kehidupan bermasyarakat   
Mengartikan  QS Al Maidah : 3 dengan Benar
Disajikan kutipan surat Al Maidah ayat 3 dan artinya, peserta  didik dapat menyimpulkan isi kandungannya
Mengartikan QS Al Kautsar dengan benar
Disajikan  salah satu ayat surat al Kautsar dan artinya,  peserta didik dapat mengartikan kata yang digaris bawahi
Membaca Q.S.Al-Fatihah dengan lancar
Disajikan salah satu ayat surat Al Fatihah, peserta didik dapat   menjelaskan  artinya
Mengartikan QS Al-Lahab dan Al
Kafirun
Disajikan salah satu ayat surat Al Kafirun, peserta didik dapat  menunjukan artinya
Membaca QS Al-Lahab dan Al-Kafirun
Disajikan  surat Al Lahab yang tidak  lengkap, peserta didik  dapat melengkapi  dengan tepat   

Membaca QS Al Ikhlas dengan lancar
Disajikan salah satu ayat surat Al Ikhlas, peserta   didik mampu menjelaskan hukum bacaan yang bergaris bawah.  
Membaca QS An Nashr dengan lancar
Disajikan beberapa ayat Alquran, peserta didik dapat memilih salah satu ayat surat An Nashr dengan tepat     
Membaca QS Al-Qadr dan QS Al ‘Alaq   ayat 1 - 5
Disajikan beberapa ayat Alquran, peserta didik dapat mengidentifikasi salah satu ayat surat Al Qadar.  
Disajikan salah satu ayat surat Al-Alaq, peserta didik dapat menentukan hukum bacaan yang digaris bawahi
Mengartikan QS Al Maun dengan   benar
Disajikan salah satu ayat surat Al Maun, peserta didik dapat menentukan arti ayat tersebut
Membaca QS Al Fiil dengan lancar

Disajikan beberapa ayat al- Qur`an, peserta didik dapat menentukan salah satu ayat surat Al Fiil
Menunjukkan keyakinan terhadap Qadha dan Qadar

Disajikan kisah tentang kehidupan seseorang, peserta didik dapat menunjukkan contoh sikap menerima Qadar
Menyebutkan nama-nama Hari Akhir
 Disajikan peristiwa tentang Hari Akhir, peserta didik dapat menyebutkan nama Hari Akhir yang sesuai dengan peristiwa tersebut

Menyebutkan nama-nama Malaikat
Disajikan narasi tentang tugas Malaikat, peserta didik dapat menyebutkan nama Malaikat dengan benar
Menjelaskan al Qur’an sebagai kitab suci terakhir
Disajikan beberapa pernyataan berkaitan dengan kitab suci, peserta didik dapat menunjukkan fungsi al Quran sebagai kitab suci terakhir
Menunjukkan contoh-contoh Qadha dan Qadar
Disajikan bebeapa kejadian tentang kehidupan manusia, peserta didik dapat memilih contoh kejadian yang sesuai dengan Qadha
Disajikan narasi tentang kisah kehidupan manusia, peserta didik dapat memilih contoh pernyataan yang sesuai dengan Qadar.
Menyebutkan sifat Jaiz Allah SWT
Disajikan narasi tentang sifat Jaiz allah SWT, peserta didik dapat menyebutkan sifat Jaiz Allah SWT
Menyebutkan nama-nama Rasul yang menerima Kitab Allah SWT
Ditampilkan nama-nama Rasul dan kitab melalui tabel yang belum lengkap, peserta didik  dapat melengkapi dengan benar
Menyebutkan nama-nama Rasul Allah SWT
Disajikan kisah tentang suatu peristiwa, peserta didik dapat menentukan nama Rasul yang sesuai dengan peristiwa tersebut.
Menjelaskan tanda-tanda Hari Akhir
Disajikan narasi tentang suatu peristiwa, peserta didik dapat menentukan Hari Akhir yang sesuai dengan peristiwa tersebut.
Menceritakan kisah Perilaku masa kanak-kanak Nabi Muhammad SAW
Disajikan cuplikan kisah Nabi Muhammad SAW, peserta didik dapat menyebutkan orang yang membimbing Nabi Muhammad SAW

Disajikan cuplikan kisah Nabi Muhammad, peserta didik dapat mengemukakan nama salah seorang Keluarga Nabi Muhammad SAW.
Menceritakan kisah Nabi Ibrahim AS
Disajikan kisah Nabi Ibrahim  AS, peserta didik dapat menentukan   hikmah yang berhubungan dengan sikap sosial.
Menceritakan kisah Nabi Ayyub AS
Disajikan beberapa pernyataan, peserta didik dapat menentukan kejadian pada masa Nabi Ayyub  AS.

Menceritakan kisah Nabi Musa  AS
Disajikan beberapa kisah, peserta didik dapat menentukan  kejadian pada masa nabi Musa AS
Menceritakan kisah Khalifah Umar Bin Khatab
Disajikan kisah khalifah Umar Bin Khatab RA , peserta didik dapat menentukan  sifat  terpuji  

Menceritakan perilaku Abu Lahab dan Abu Jahal
Disajikan melalui narasi peserta didik dapat mengidentifikasi Perilaku Abu Lahab terhadap Nabi Muhammad SAW
Menceritakan perjuangan kaum  Muhajirin dan kaum Anshar
Disajikan melalui cerita peserta didik dapat menyimpulkan  perjuangan Kaum Muhajirin yang berkaitan karakter sosial


Meneladani perilaku masa kanak-kanak  Nabi Muhammad SAW
Disajikan kisah nabi Muhammad SAW pada masa kanak- kanak, peserta didik dapat menunjukkan perilaku terpuji
Meneladani perilaku kegigihan perjuangan kaum Muhajirin dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan peserta didik
Disajikan narasi tentang kegigihan perjuangan kaum Muhajirin, peserta didik dapat menunjukkan perilaku terpuji

Meneladani perilaku tolong-menolong kaum Anshar dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan peserta didik
Disajikan narasi tentang perilaku kaum Anshar, peserta didik dapat menunjukkan perilaku terpuji
Menghindari perilaku dengki seperti
 Abu Lahab dan Abu Jahal
Disajikan narasi tentang kehidupan sehari-hari, peserta didik dapat menentukan cara menghindari perilaku dengki
Menghindari perilaku bohong seperti
 Musailamah Al Kadzab
Disajikan   kasus dalam kehidupan sehari-hari,  peserta didik  dapat menentukan cara menghindari perilaku bohong
 Meneladani perilaku taubatnya Nabi
 Adam AS               
Ditampilkan beberapa kasus tentang kehidupan seseorang yang berperilaku dosa, peserta didik dapat menentukan peristiwa yang relavan dengan sikap bertaubat.  
Meneladani perilaku Nabi Ibrahim AS
Disajikan  cerita tentang kehidupan nabi Ibrahim as, peserta didik dapat menunjukkan perilaku terpuji
Meneladani perilaku Nabi Ayyub AS
Disajikan cerita tentang kehidupan nabi Ayyub AS, peserta didik dapat meneladani perilaku terpuji
Menyebutkan rukun salat

Disajikan beberapa ketentuan salat,peserta didik dapat menunjukan rukun salat
Membaca do’a setelah salat.
Disajikan lafadz doa setelah salat yang belum lengkap,peserta didik dapat melengkapi dengan benar.
Menyebutkan syarat sah dan syarat wajib shalat

Disajikan beberapa ketentuan shalat , peserta didik dapat mengidentifikasi syarat sah shalat
Menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa ramadan

Disajikan beberapa ketentuan puasa, peserta didik dapat mengidentifikasi rukun puasa.
Disajikan beberapa ketentuan puasa, peserta didik dapat menentukan sunnah puasa 
Menyebutkan hikmah puasa
Disajikan  melalui narasi tentang puasa, peserta didik dapat menentukan salah satu hikmah puasa
Melafalkan lafal adzan dan iqomah.
           
Disajikan salah salah satu lafal iqomah,pesrta didik dapat mengartikan lafal tersebut.

Disajikan lafal adzan yang belum lengkap,peserta didik dapat
melengkapi dengan benar.
Melaksanakan taraweh dibulan ramadhan
Disajikan melalui narasi tentang salat tarawih,peserta didik dapat menentukan hikmah dalam pelaksanaannya
Menyebutkan macam-macam zakat.
Disajikan beberapa pernyataan berkaitan dengan zakat,peserta didik dapat mengenal macam-macam zakat.
Menyebutkan ketentuan zakat.
Disajikan melalui cerita tentang kasus zakat fitrah, peserta didik dapat menentukan ukuran zakat fitrah.

Disajikan narasi tentang zakat,peserta didik dapat menunjukan contoh sikap empati terhadap yang membutuhkan

KEBERKAHAN DI DUNIA ATAU DI AKHIRAT ???

Dalam berbagai aliran dan teori tentang etika, ada yang disebut dengan aliran atau paham Hedosnisme. Yaitu suatu paha bahwa ukuran baiknya suatu perbuatan dilihat dari perspektif tujuan akhirnya yakni mendatangkan “hedone” (kenikmatan atau kelezatan) duniawi. Kelezatan dan kenikmatan itu dicari dan didambakan oleh seluruh manusia, bahkan mungkin juga oleh binatang sekalipun. Karena kelezatan dan kenikmatan itu merupakan tujuan akhir hidup manusia, maka jalan yang mengantarkan ke sana dipandang sebagai suatu perbuatan mulia, atau sebagai suatu keutamaan, apapun caranya. Sebagai tokoh utama dari aliran ini ialah Epikorus (341-270 M). diterangkan ada tiga macam kelezatan. Pertama, kelezatan yang wajar dan sangat diperlukan, seperti makanan dan minuman (yang sifatnya dharuri). Kedua, kelezatan yang wajar tetapi belum diperlukan, seperti kelezatan makanan enak lebih dari biasanya (tahsini). Ketiga, kelezatan yang tidak wajar dan tidak diperlukan, yang dirasakan manusia atas dasar pikiran yang salah (tahsini), misalnya kemegahan harta benda (lihat: Etika Islam, Dr. Hamzah Yakub).

Dalam ajaran Islam, mencari kelezatan dan kenikmatan dibolehkan dan itu manusiawi. Hanyasanya cara memperolehnya harus dengan cara yang halal dan dzatnya harus yang thayyib dan halal juga. Kemudian tana’um dan taladzdzudz itu bukan hanya didunia saja, tetapi harus dicari juga untuk kelak di akhirat. Jangan sampai terjadi karena focus terhadap kenikmatan duniawi lalu melupakan akhirat, atau bahkan sampai melanggar aturan Allah swt dengan melakukan perbuatan yang diharamkan Allah, demi mencari kesenangan sesaat (pragmatis). Mengapa demikian? Karena kelak akan diminta pertanggungjawabannya (tsumma latus-‘alunna yaumaidzin ‘anin-na’im). Intinya, manusia tidak dilarang makan yang enak, berpakaian yang bagus, punya rumah yang luas, kendaraan mewah, jabatan yang tinggi, asalkan dengan cara yang halal dalam menghasilkannya.

Barangsiapa yang terjebak dalam kehidupan yang hedonistis baik secara individualistis atau universalistic dan yang jadi focus hanya kebahagiaan sekarang di dunia saja, ini sangat riskan pada resiko konflik di kalangan masyarakat. Inilah yang disebut oleh seorang Sfi, Ibnu Rajab, dengan istilah terjebak kepada “fitnatus-syahawat”. Adapun cirri-ciri masyarakat yang sudah terjebak dalam fitnah syahawat yaitu, mereka kalah dalam ujian melawan godaan harta kekayaan dan jabatan. Sehingga mereka silau dengan gemerlapnyakesenangan duniawi, yang akhirnya kesenangan dunia yang menjadi target akhirnya, kesenangan dengan banyaknya uang yang ia cari dan yang ia ridoi. Bahkan karena dunia, mereka akan saling membenci dan saling bunuh. Kepada kesenangan dunia mereka menghambakan dirinya. Dan hidup matinya demi kesenangan dunia. Yang akhirnya mendorong hidup serakah kepada dunia tanpa menghiraukan penderitaan orang lain. Bahkan tega merampas hatk orang lain.

Ada beberapa riwayat sebagai peringatan dari Rasul saw kepada kaum muslimin dahulu agar tidak terjebak kepada tana’um dan taladzdzudz. Antara lain sebagai berikut:

Rasul saw bertanya kepada kaum muslimin: “Jadi manusia tipe apakah kalian nanti, jika gudang harta telah terbuka bebas dating dari Persia dan Romawi? Dan bagaimana sikap kalian? Dijawab oleh Abdurrahman bin ‘Auf: “Kami akan menyikapinya sebagaimana kami diperintahkan oleh Allah kepada kami.” Rasul saw berkata: “Bukankah kalian nanti akan berlomba-lomba saling merebut untuk mendapatkan harta itu sebanyak-banyaknya walaupun dengan cara yang tidak benar? Kemudian saling mendengki satu sama lain, dan akhirnya kalian bertolak belakang dan saling bermusuhan?” (Shahih Muslim dari Abdullah bin’Amr).

Inti dari hadits ini, bahwa jika manusia belum siap mental, iman menipis, umumnya mereka tidak tahan terhadap fitnah syahawat (godaan atau rayuan selera) ini. Dan yang terjai adalah perebutan harta kekayaan yang tiada hentinya. Berebut lahan yang didiaminya ataupun berebut uang yang dijadikan Tuhannya.

Riwayat lain menyatakan sebagai berikut: Rasul saw pernah bersabda: “Bukanlah cobaan kemiskinan yang aku khawatirkan menimpa kalian, tetap yang paling aku khawatirkan jika kalian diuji dengan gemerlapnya kemewahan harta kekayaan dan berlimpahnya uan, sebagaimana yang dialami keleluasaannya oleh umat sebelum kalian. Kemudian kalian berlomba-lomba, bersaing dengan cara yang tidak sehat, terjadi saling hujat-menghujat, saling gugat-menggugat dan saling membinasakan satu sama lain, seperti mereka lakukan dahulu, yang akhirnya menghancurkan kalian, sebagaimana hancurnya umat-umat terdahulu sebelum kamu.” (HR. Bukhari dari ‘Amr bin ‘Auf).

Inti dari hadits ini, bahwa kehidupan hedonistis bias memicu konflik antar manusia, karena mereka sudah diperbudak oleh dunia. Menghambakan dirinya kepada kekuasaan dan jabatan. Karena semuanya mencari tana’um dan taladzdzudz.

Riwayat lain menyatakan, ketika gudang-gudang harta milik Kirsa di Persia dibuka luas ke seuruh negeri termasuk ke Madinah pada zaman Khalifah ‘Umar, dan diberikan kepada beliau, maka beliau menangis sambil berkata: “Justru inilah yang aku khawatirkan, karena tidaklah semata-mata harta kekayaan doibukakan pintu-pintunya terhadap suatu kaum, kecuali pasti Allah akan menjadikan kerepotan dan bahaya bagi kaum itu (jika imannya belum manyap).”

Intinya setiap orang, khususnya yang megaku beriman, jangan sampai silau dan terkecoh dengan kegerlapnya kesenangan dunia. Karena mungkin hanya sekedar ilusi dan bayangan hampa saja. Apalagi jika status harta yang berlimpah itu tiak jelas kedudukan hukumnya. Allah swt pasti akan mencabut barakahnya.

Solusi menghadapi kehidupan hedonistis yang melanda umat adalah masing-masing harus sudah mulai belajar hidup zuhud (kesederhanaan), bersikap wara’ (hati-hati dalam mencari rezeki, memilih yang halal saja, bahkan hati-hati erhadap barang yang syubhat), serta tanamkan dalam diri sifat qana’ah (menerima apa adanya pemberian rezeki dari Allah swt), dan pandai-pandailah mensyukuri nikmat Allah sekecil apapun. Belajarlah melihat kepada yang sebawahnya dalam soal rezeki, dan belajar jangan melihat kepada yang lebih atas dalam soal rezeki, karena akan menghilangkan rasa syukurkepada Allah. Dan mesti diingat bahwa setiap apapun yang diklaim sebagai miliknya kelak akan ditanya di yaumil-hisab. Dari mana menghasilkannya, kemana disalurkannya dan bagaimana cara mendapatkannya.